Selasa, 26 Maret 2013

Asam karboksilat


     Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat (Fessenden, 1997).
    Asam format terdapat pada semut merah (asal dari nama), lebah, jelatang dan sebagainya (juga sedikit dalam urine dan peluh). 
  •   Sifat fisika: 

  1.         Cairan
  2.         tak berwarna
  3.         merusak kulit
  4.         berbau tajam
  5.         larut  dalam H2O  dengan  sempurna.

  •           Sifat  kimia: 

  1.         asam  paling  kuat  dari asam­asam  karboksilat
  2.         mempunyai gugus asam dan aldehida (Riawan, 1990)

Asam asetat (CH3COOH)  sejauh ini merupakan asam karboksilat yang  paling  penting diperdagangan, industri  dan laboratorium.Bentuk murninya disebut asam asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila didinginkan.
Asam asetat glasial tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh 7ºC, titik didih 80ºC), dengan bau pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air dan banyak pelarut organik (Fessenden, 1997).

Adapun sifat­sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah: 
1  1.  Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk memiliki sifat fisik dari garam anorganik padatannya,  NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur tinggi larut dalam air dan tidak berbau.
Reaksi yang terjadi adalah: HCOOH + Na+ HCOONa + H → 2O.

2   2.   Reaksi Esterifikasi
Ester   asam   karboksilat   ialah   senyawa   yang   mengandung   gugus   -COOR dengan  R dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat dengan alkohol. 
Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH   RCOOR + H → 2O

3. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh  reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.

4. Pembentukan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokkan dalam 3 cara yaitu:  reaksi  hidrolisis  turunan asam karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi Grignat (Fessenden, 1997).

Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan dengan alkohol menghasilkan eter. Banyak  dijumpai dalam lemak  dan  minyak,  sehingga  sering juga disebut asam lemak.
Pembuatannya  antara lain  melalui  oksidasi  alkohol primer,  sekunder atau aldehida, oksidasi alkena, oksidasi alkuna hidrolisa alkil sianida (suatu  nitril) dengan HCl encer,hidrolisa ester dengan asam, hidroilisa asil halida, dan reagen organolitium (Wilbraham, 1992).

Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah segolongan asam organik alifatik (rantai terbuka) yang memiliki gugus fungsional karboksil (biasa dilambangkan dengan COOH). Semua asam alkanoat adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan melepas atom H menjadi ion H+.

Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam karboksolat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat (alkandioat), jika tiga disebut asam trikarboksilat(alkantrioat), dan seterusnya.  Asam karboksilat dengan banyak atom karbon (berantai banyak) lebih umum disebut sebagai asam lemak karena sifat­sifat fisiknya.
 Reaksi Asam Karboksilat
Asam karboksilat adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-COOH. Beberapa reaksi yang dapat terjadi pada asam karoksilat antara lain:

Reaksi penetralan

Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air.
Garam natrium atau kalium dari asam karboksilat suku tinggi dikenal sebagai sabun. Sabun natrium disebut sabun keras, sedangkan sabun kalium disebut sabun lunak. Sebagai contoh, yaitu natrium stearat (NaC17H35COO) dan kalium stearat (KC17H35COO).
Asam alkanoat tergolong asam lemah, semakin panjang rantai alkilnya, semakin lemah asamnya. Jadi, asam alkanoat yang paling kuat adalah asam format, HCOOH. Asam format mempunyai Ka=1,8x10-4. Oleh karena itu, larutan garam natrium dan kaliumnya mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.

Reaksi Pengesteran
Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Reaksi ini disebut esterifikasi (pengesteran).

KEASAMAN DARI ASAM KARBOKSILAT

I. Pengukuran Kekuatan Asam
Dalam air asam karboksilat berada pada kesetimbangan dengan ion karboksilat dan ion hidronium. Satu ukuran dari kekuatan asam ialah besarnya ionisasi dalam air. Lebih besar jumlah ionisasi, lebih kuat asamnya. Asam karboksilat umumnya asam yang lebih lemah daripada H3O+; dalam larutan air, kebanyakan molekul asam karboksilat tidak terionisasi.
Kekuatan asam dinyatakan sebagai konstanta asam Ka, konstanta kesetimbangan ionisasi dalam air.
Dimana : [RCO2H] = molaritas dari RCO2H
[RCO2] = molaritas dari RCO2-
[H3O+] atau [H+] = molaritas H3O+ atau H+

Harga Ka yang lebih besar berarti asam tersebut lebih kuat sebab konsentrasi dari RCO2- dan H+ lebih besar. Untuk mempermudah maka harga pKa= adalah pangkat negatif dari pangkat dalam Ka. Apabila Ka bertambah, pKa berkurang; oleh sebab itu makin kecil pKa berarti makin kuat asamnya.

II. Resonansi dan Kekuatan Asam
Sebab utama asam karboksilat bersifat asam adalah resonansi stabil dari ion karboksilat. Kedua struktur dari ion karboksilat adalah ekivalen; muatan negatif dipakai sama oleh kedua atom oksigen.

Delokalisasi dari muatan negatif ini menjelaskan mengapa asam karboksilat lebih asam daripada fenol. Walaupun ion fenoksida merupakan resonansi stabil kontribusi utama struktur resonansi mempunyai muatan negatif berada pada satu atom.

III. Efek Induksi dan Kekuatan Asam
Factor lain disamping resonansi stabil dari ion karboksilat mempengaruhi keasaman dari senyawa. Delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif ion karboksilat menstabilkan anion, relative terhadap asamnya. Penambahan kestabilan dari anion menyebabkan bertambahnya keasaman dari suatu asam. Misalnya, khlor elektronegatif. Dalam asam khloroasetat, khlor menarik keerapatan elektron dari elektron dari gugusan karboksil ke dirinya. Penarikan elektron ini menyebabkan delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif, jadi menstabilkan anion dan menambah kekuatan asam dari asamnya. Asam khloroasetat lebih kuat dari asam asetat.

Makin besar penarikan elektron oleh efek induktif, lebih kuat asamnya. Asam dikloroasetat mengandung dua atom khlor yang menarik elektron dan merupakan asam yang lebih kuat dari pada asam khlorasetat. Asam trikhloroasetat mempunyai tiga atom khlor dan lebih kuat lagi daripada asam dikhloroasetat.

IV. Garam Dari Asam Karboksilat
Air salah satu basa telalu lmah untuk menghilangkan proton dalam jumlah besardari kebanyakan asam karboksilat. Basa lebih kuat seperti natrium hidroksida mengalami reaksi sempurna dengan asam karboksilat memmbentuk garam yang disebut karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi netralisasi asam basa.

Karboksilat adalah garam berperilaku seperti garam organik; tidak berbau, titik leleh relatif tinggi dan sering mudah larut dalam air. Karena bentuknya ion , maka sukar larut dalam pelarut organik. Garam natrium dari asam karboksilat ranatai hidrokarbon panjang disebut sabun.


pertanyaan:

  • Kita ketahui bahwa Asam karboksilat bereaksi dengan natrium bikarbonat (Na+HCO3-) menghasilkan natrium karboksilat dan asam karbonat (H2CO3). Asam karbonat tidak stabil dan membentuk gas karbon dioksida dan air.              Yang ingin saya tanyakan mengapa Alkohol dan kebanyakan fenol tidak membentuk garam bila ditambah NaHCO3...???? 

9 komentar:

  1. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda:
    itu dikarenakan alcohol dan fenol kurang asam dibandingkan asam karbonat, seperti yang kita ketahui bahwa garam itu dihasilkan dari reaksi asam kuat dan basa kuat, kurangnya sifat keasaman pada fenol dan alkohol lah yang menyebabkan tidak terbentuknya garam.fenol jika bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH mampu membentuk garam natrium fenoksida

    BalasHapus
  2. saya akan mencoba menjawab pertanyaan sudari nofrida,
    dari literatur yang saya baca, penyebab alkohol dan fenol tidak membentuk garam bila ditambahkan dengan NaHCO3 karena alkohol dan fenol kurang asam dibandingkan dengan asam karbonat sehingga tidak terbentuk garam. selain itu garam terbentuk dari asam yang bereaksi dengan basa, sedangkan fenol dan asam karbonat merupakan asam.
    semoga membantu...

    BalasHapus
  3. saya sependapat dengan saudari ayu dan turnip, menurut literatur yang saya baca alkohol dan fenol kurang asam dibandingkan dengan asam karbonat, sehingga tidak bisa terciptanya garam . karena seperti yang kita ketahui garam berasal dari asam kuat dan basa kuat, sedangkan pada alkohol dan fenol hanyalah suatu asam.sehingga dari penambahan tersebut tidak dapat membentuk garam.


    BalasHapus
  4. :)
    saya setuju dengan jawaban teman2 ,,,,
    :)
    garam berasal dari asam kuat dan basa kuat, sedangkan pada alkohol dan fenol hanyalah suatu asam.sehingga dari penambahan tersebut tidak dapat membentuk garam.kurangnya sifat keasaman pada fenol dan alkohol lah yang menyebabkan tidak terbentuknya garam

    semoga membantu.....

    BalasHapus
  5. bagaimana dengan mekanisme reaksi yang terjadi, ketika fenol / alkohol direaksikan dengan NaHO3? mohon bantuannya

    BalasHapus
  6. Bagaimana dengan eter kenapa kenapa eter tidak bisa bereaksi dengan asam karboksilat..,???
    Mohon bantuannya

    BalasHapus
  7. Bagaimana dengan eter kenapa kenapa eter tidak bisa bereaksi dengan asam karboksilat..,???
    Mohon bantuannya

    BalasHapus
  8. Bagaimana dengan eter kenapa kenapa eter tidak bisa bereaksi dengan asam karboksilat..,???
    Mohon bantuannya

    BalasHapus
  9. Bagaimana dengan eter kenapa kenapa eter tidak bisa bereaksi dengan asam karboksilat..,???
    Mohon bantuannya

    BalasHapus